Tuesday, December 17, 2013

Re-Thinking

Memang tidak ada arti secara harfiah dari judul yang baru aja aku tulis di atas, tapi mau bagaimana lagi, sedikit banyak justru hal itu yang mewakili apa yang sedang berkecamuk di dalam hati dan pikiran ini - kebingungan. Yap langsung saja, setiap manusia tentunya punya impian dan keinginan, punya kenangan dan pengalaman. Dari hal-hal tersebut, manusia belajar bagaimana cara untuk melangkah.

Kenangan tentunya ibarat memori yang udah di format, kalau belum bener-bener hancur, dia bisa di re-call dengan menggunakan aplikasi pemanggil. Sama bukan, kenangan kita juga bisa muncul kembali karena mungkin kita bertemu sesuatu yang membuat kita mengingat hal tersebut. Tapi ini bukan poin dari postingan ini. Selain hal tersebut, manusia tentu ingin melangkah ke depan, karena tanpa melangkah, atau stuck sebenarnya kita sedang mengalami kemunduran. Tahu kenapa? karena bumi ini berputar kedepan guys.

Ini dia inti yang mau aku sharingkan, saat aku udah memiliki banyak impian di dalam pikiran ini, ada saja hal-hal yang bikin aku jatuh lagi dan lagi. Tapi dari situ aku jadi sadar, benar ngga sih hal itu adalah impian yang bener-bener aku impikan? Kalau aku menyerah ditengah jalan, apa benar itu impianku? Nah disini kekuatan tekad memegang hal yang sangat penting, dimana keberhasilan meraih mimpi bukan ditentukan oleh keadaan, tapi oleh diri sendiri tentunya dengan penyertaan sang Pencipta.

Impianku hanya ingin menyelesaikan semua ini bersama kalian, meraihnya dan berdiri di puncak sana. Januari, Mei dan Juni akan jadi bulan bersejarah bagi kita. Aku ingin impian ini tidak hanya jadi milik pribadi, tapi milik kita bersama.

salam, 
the sleeper.

Saturday, December 14, 2013

Kenyataan dalam Pesona Kepahitan

Malam ini mendadak sebuah lirik lagu yang biasa dinyanyikan di benediction menggema di alam pikiran. "My friend may you go in grace, and the knowledge of Lord and Savior.." Bagaimana tidak, memang saat ini saya telah berada di kota dimana 21 tahun lalu saya boleh pertama kali merasakan udara bebas setelah 9 terjaga dalam dekapan sang bunda, tapi pemikiran saya tetap masih banyak yang tertinggal di tempat dimana saya menuntut ilmu, iya, di kota metropolitan sana. Pemikiran yang masih mencari ujung, tentang arti dari perjuangan dan pengharapan.

Semua terasa pahit saat ini, saya merasa gagal, gagal menjadi seorang mentor, gagal menjadi seorang teman. Sekarang hanya tawa geli kecil, menertawakan diri sendiri yang pada akhirnya tidak bisa berbuat apa-apa, dan sibuk meluapkan kemarahannya, dengan mencari-cari pihak yang dapat disalahkan. Ya, apa pantas saya untuk marah? Apakah saya pantas untuk menyalahkan keputusan yang telah dijatuhkan? Pemikiran ini mengantarkan saya pada setiap memori dari deretan kejadian yang telah saya lalui bersamanya. Apa benar saya telah membimbingnya? Apa benar saya telah melindunginya? Apa benar saya telah mengasihinya? Melayang terbang, melayang menjadi tak karuhan, setiap pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk didalam pemikiran yang sempit ini.

Sekarang apa juga masih pantas saya untuk menyesal? Masih pantaskah saya untuk meratapi setiap kesempatan yang telah berlalu. Dirinya telah hilang, terbungkam dalam sebuah kepahitan kehidupan. Tapi ini kenyataannya, sekarang ia sudah berada disana, sudah terpisah oleh ruang, waktu, dan protokol yang sungguh sangat membatasi kami.

Dalam kejadian ini saya hanya mencoba untuk tenang, yang terlebih penting mencoba untuk lebih berserah, biarlah Tangan Kuasa-Nya yang bekerja dalam kehidupannya, sebuah pribadi dengan segala potensi yang tertanam dalam dirinya. Masa depannya ada di tangan-Nya, biarlah saya percaya bahwa ini adalah rencanaNya, agar dia dapat bertumbuh, dan menjadi seorang yang luar biasa nantinya. Maafkan segala salah saya, maafkan segala kebodohan saya. Sudah saatnya kamu menunjukkan bahwa dirimu lebih dari sekedar yang kita tahu.

God loves you guys,
I do too

salam
the sleeper

Saturday, December 7, 2013

Kisah yang telah Tertanam Dalam

sebuah video perpisahan antara pertemuan dengan kenangan


Sebuah Selingan tertutup dalam Selendang

"Hah, apa-apaan ini?" teriak hampir setiap anak yang baru mendapatkan sebuah kenyataan konyol bagi mereka. Sebuah harapan serta impian indah yang telah tersusun begitu rapi awal Januari nanti, harus di'potong' oleh sang 'algojo'. "Haha, sudah biasa klo hanya seperti ini" batin beberapa orang yang mungkin sudah menganggap dirinya sering diperlakukan seperti ini.

Sebenarnya apa sih masalahnya? Sebenarnya apasih yang membuat perubahan jadwal ini bisa menjadi sebuah kejadian atau dapat dikatakan masalah yang begitu besar? Sampai sekarang pun saya masih belum bisa mengetahuinya, masih dalam proses merenungkannya. Bagaimana tidak, perubahan jadwal ini menyeret salah satu dosen yang meneriakkan suara yang dirasakan oleh para mahasiswanya, justru seakan menjadi seorang 'tersangka'.

Well, sekarang memang suara mahasiswa sudah terbungkam oleh 'hadiah natal' alias keputusan pengembalian jadwal libur menjadi seperti sedia kala. Tapi, apa benar memang dengan ini kita terus dapat bernafas lega? Justru ada beberapa kalangan yang kembali lagi menanyakan dimana letak 'konsistensi' yang harusnya dijunjung tinggi #katanya.

Memang hanya bikin pusing, sebuah kejadian kecil menjadi kejadian besar, menjadi masalah besar pula. Intinya saya belajar dari sini, siapa yang berani berjuang bukan hanya untuk pribadi, tapi untuk 'negeri'. Sungguh kesempatan yang sangat luar biasa saya dapat mengenal beliau menjadi salah satu pribadi yang memberikan banyak pengaruh pada sudut pandang kehidupan.

Disini juga saya belajar, bahwa kata 'maaf' itu sangat susah terucap, makanya banyak orang sebenarnya menghargai kata 'maaf', tapi tentunya harus dibarengi dengan cara yang benar juga ya, alias berani serta terbuka tidak hanya sebuah formalitas, apalagi hanya bisa bersembunyi dibalik pintu yang terkunci ganda, terlampau aman.

Bersenanglah wahai kawan-kawan, liburan kalian dikembalikan, teriak dan tangisan kalian telah dibayarkan. Semoga kalian juga akan tersadar, dan tidak hanya bersenang diatas perjuangan seseorang. Kalau ada yang merenungkan apa alasan yang melandasinya, tentunya akan menyita pikiran dan analisis kita lagi. Inilah lika-liku kehidupan, bagai sebuah aquarium. Indah, menawan, dan mempesona dan tentunya mahal, jadi harus dijaga dengan sangat hati-hati. :D
salam
the sleeper

Saturday, November 23, 2013

"You are the Best or MORE than the Best"

Baru-baru ini the sleeper menemukan sebuah blog yang berisi pidato wisudawan terbaik di salah satu SMA di Amerika Serikat. Namanya adalah Erica Goldson, namun yang mau the sleeper soroti bukan tentang kita harus menjadi yang terbaik seperti dia, namun jika pembaca membaca apa yang dia katakan maka kaliaan akan mengerti. Karena kita terbiasa hanya mendengar ucapan rasa bangga atau sekedar ucapan syukur saat mendengarkan seorang wisudawan terbaik memberikan pidatonya, bahkan di tingkat universitas. Namun Erica memiliki pemikiran yang mampu mengganggu dan mempengaruhi pemikiran the sleeper belakangan inil. Jika pembaca ingin membaca isi pidatonya secara keseluruhan dalam versi inggris, kalian hanya perlu mengunjungi link ini (americaviaerica.blogspot.com).

Sebenarnya tanpa sengaja the sleeper juga menemukan cuplikan pidatonya yang telah diterjemahkan, berikut silahkan pembaca baca dengan baik-baik, pahamai setiap arti dari perkataannya.

Saya lulus. Seharusnya saya menganggapnya sebagai sebuah pengalaman yang menyenangkan, terutama karena saya adalah lulusan terbaik di kelas saya. Namun, setelah direnungkan, saya tidak bisa mengatakan kalau saya memang lebih pintar dibandingkan dengan teman-teman saya. Yang bisa saya katakan adalah kalau saya memang adalah yang terbaik dalam melakukan apa yang diperintahkan kepada saya dan juga dalam hal mengikuti sistem yang ada.

Di sini saya berdiri, dan seharusnya bangga bahwa saya telah selesai mengikuti periode indoktrinasi ini. Saya akan pergi musim dingin ini dan menuju tahap berikut yang diharapkan kepada saya, setelah mendapatkan sebuah dokumen kertas yang mensertifikasikan bahwa saya telah sanggup bekerja.

Tetapi saya adalah seorang manusia, seorang pemikir, pencari pengalaman hidup – bukan pekerja. Pekerja adalah orang yang terjebak dalam pengulangan, seorang budak di dalam sistem yang mengurung dirinya. Sekarang, saya telah berhasil menunjukkan kalau saya adalah budak terpintar. Saya melakukan apa yang disuruh kepadaku secara ekstrim baik. Di saat orang lain duduk melamun di kelas dan kemudian menjadi seniman yang hebat, saya duduk di dalam kelas rajin membuat catatan dan menjadi pengikut ujian yang terhebat.

Saat anak-anak lain masuk ke kelas lupa mengerjakan PR mereka karena asyik membaca hobi-hobi mereka, saya sendiri tidak pernah lalai mengerjakan PR saya. Saat yang lain menciptakan musik dan lirik, saya justru mengambil ekstra SKS, walaupun saya tidak membutuhkan itu. Jadi, saya penasaran, apakah benar saya ingin menjadi lulusan terbaik? Tentu, saya pantas menerimanya, saya telah bekerja keras untuk mendapatkannya, tetapi apa yang akan saya terima nantinya? Saat saya meninggalkan institusi pendidikan, akankah saya menjadi sukses atau saya akan tersesat dalam kehidupan saya?

Saya tidak tahu apa yang saya inginkan dalam hidup ini. Saya tidak memiliki hobi, karena semua mata pelajaran hanyalah sebuah pekerjaan untuk belajar, dan saya lulus dengan nilai terbaik di setiap subjek hanya demi untuk lulus, bukan untuk belajar. Dan jujur saja, sekarang saya mulai ketakutan.......” sumber: (http://pohonbodhi.blogspot.com)

Setelah membacanya, kira-kira apa yang ada dipikiran kalian? Khususnya untuk mahasiswa-mahasiswa yang satu fakultas dengan saya? Apakah kalian akan terus membiarkan capaian prestasi kalian di bidang akademik mengorbankan kesempatan kalian belajar mengenai tentang nilai-nilai hakiki seperti persahaban, kekeluargaan, kebahagiaan, hobi kalian? Membiarkan SOW kalian menjadi tuhan kalian yang akhirnya membuat kalian tidak memiliki hati untuk menyediakan waktu mendukung teman-teman kalian yang sedang berjuang untuk almamater kalian juga? Ayo, kita harus bijak, kalian juga jangan membacanya dengan pandangan ekstrim yang berarti kalian tidak perlu berusaha di bagian akademik. Intinya, kita jangan cuma jadi yang terbaik, kita harus menjadi yang lebih baik dari yang terbaik.

Kota tanpa Suara

Akhirnya, ngga terasa udah hampir beberapa hari, bahkan minggu ngga update di halaman ini, dan sekarang untung ada waktu buat aku nulis tentang apa yang telah terjadi, dan telah aku alami selama 4 bulan kebelakang. Menyambung dari post sebelumnya, sebenernya aku juga masih bingung apa yang aku harus tulis dari semuanya yang telah terjadi selama aku menginjakkan kaki di sebuah kota pertengahan Sumatera.

Awal bulan Juli, aku beserta kelima temanku diutus untuk melakukan praktik terakhir disana. Berangkat tergesa-gesa di temani rintik hujan subuh itu tetap menjadi salah satu pengalaman yang takkan terlupakan, terlebih dua sahabat kesayangan mengantarkan serasa tak ingin kita terpisahkan. Disamping itu crowded bandara Soekarno Hatta pagi itu sungguh menambah daya gedor agrenalin kita. Merasa sangat terburu-buru dan panik. Entah apa yang kita takutkan, yang teringat jelas adalah kita sedang terhimpit oleh sempitnya waktu yang terpampang di Fossil dual time pemberian ibuku tercinta.

Singkat cerita sebuah pelukan memisahkan aku dengan kedua sahabatku tersebut, mengantarkan aku beserta kelima rekan tim ku memasuki boarding pass untuk segera masuk ke Lion Air yang terlihat sudah siap memberangkatkan dirinya. "Yap, semua telah beres, tinggal sedikit menunggu waktu dan sembari matahari menampakkan dirinya, kita akan melihat semuah kota dimana kita akan tinggal disana selama 5 bulan nanti", batin ku serasa berbicara dengan rekan-rekan timku.

Friday, November 15, 2013

The Day without Dream

Ngga terasa udah 4 hari aku menapakkan kaki di kampus UPH lagi. Badan ku memang ada di sini, tapi pikiranku masih saja terus melayang, mengenang masa-masa saat aku masih berada di sebuah kota yang tepat berada di pertengahan Sumatera - Jambi. Sebuah kota yang hanya dalam kurun waktu kurang lebih 4 bulan telah berhasil menorehkan banyak kenangan maupun impian. Sekarang itu semua benar-benar seperti hanya mimpi, saatnya kembali ke realita awal, dorm, kampus, fj, chapel, dan itu-itu lagi.

Merindukan, iya, sejujurnya aku merindukan kota kecil itu yang berhasil merebut hatiku, berhasil memeras pikiranku. Bau karetnya, kacau lalu-lintasnya, buruk pelayanannya, mahal makanannya, dan lain sebagainya, tapi aku sangat merindukannya. Entahlah, apa yang membuatnya berhasil merenggut hati pikiran ini, yang jelas pikiranku masih melayang, pada kota yang mengenalkanku sebuah makanan yang sangat enak bagi lidahku ini.

Banyak cerita yang sebenarnya ingin aku tuliskan, tapi aku masih belum bisa, belum bisa membahasakan setiap perasaan yang aku rasakan. Mungkin ini terlalu indah, mungkin ini terlalu menyakitkan, mungkin ini terlalu membingungkan. Yang pastinya, ada sebuah sekolah kecil di tengah kota yang membuatku semakin merindukan kota itu, ya SKBK, suatu kelak nanti, jika aku akan ke Kerinci, aku akan menemuimu terlebih dahulu, akan aku sapa, seperti kamu menyapaku saat itu.

salam,
the sleeper.

Friday, October 18, 2013

October Wish

Masih terlalu melekat di ingatan the sleeper saat September serasa ingin menyudahi deretan angka-angkanya yang telah terpampang selama 29 harian. Saat itu banyak update di jejaring sosial yang menyertakan tag #octoberwish, ya, banyak dari insan yang memiliki harapan pribadi di bulan kesepuluh ini - begitu juga the sleeper - Meskipun ia saat itu tidak ikut serta dalam meramaikan deretan tweet yang bermunculan.

Berbicara tentang harapan tentunya setiap orang menginginkan sesuatu hal yang memiliki arti lebih dari yang sebelumnya. Ingin tambah dewasa, ingin dapat pasangan hidup, ingin punya mobil baru, ingin bisa berkenalan dengan orang yang ditaksirnya. Tapi bukan hal-hal tersebut yang the sleeper inginkan pada saat October akan datang. Dalam hati paling dalamnya, the sleeper sebenarnya sedang diselimuti oleh 2 ketakutan yang baru-baru muncul.

Ketakutan pertamanya adalah apakah dia bisa menyelesaikan tugas kuliahnya di masa praktikum dalam jangka waktu 1 bulan tersisa. "Arghhhh, apa-apaan ini... Could I???" Rasanya dunia berputar 2 kali lebih cepat bagi the sleeper yang saat itu merasa dikejar oleh tugas "raksasa"nya. Setidaknya masalah pertama ini erat kaitanya dengan otak, yang saat diistirahatkan akan fit kemudian.

Berbeda dengan ketakutan kedua, ketakutan ini erat kaitanya dengan perasaan, ya kalau yang satu ini, walaupun sudah diistirahatkan bagaimanapun juga, tetap saja menjadi bayangan yang menghantui setiap saat. Ketakutan disini adalah bahwa sebenarnya ia telah melakukan penyimpangan yang tidak semestinya dilakukannya. Dalam penjelasan yang lebih simpel, dia telah melanggar peraturan yang telah disepakatinya, itu intinya. Tapi ini berkaitan dengan perasaan yang saat itu membunuh rasionya dan mengusasai jalan pemikirannya. Ya, mau bagaimana lagi, dia telah melangkah terlampau jauh, telah banyak benih yang ditaburkan, hanya perlu merawatnya dan kelak akan memanennya. Ya, itulah ketakutannya saat October sedang mengintip dari punggung September.

Benar saja, bumi seolah berputar dengan menggunakan Noz, sangat cepat rasanya, hingga kini telah menginjak pertengahan bulan. Tugasnya telah berjalan setengah haluan dengan langkah yang tertatih-tatih dan tentunya 5 teman seperjuangannya memberikan pundak dan tangannya untuk menopang dalam setiap keterpurukan yang dialaminya. Selain itu, hal yang awalnya menjadi ketakutan keduanya, sekarang telah menjadi salah satu motivasi terpentingnya. Mengapa? karena berkatnya the sleeper boleh merasakan tawa dalam setiap tangisan perjuangannya. Hampir setiap malam, ribuan senyuman berterbangan dalam benak perjuangan yang sedang dikerjakan olehnya.

Sungguh bijaksana, hanya itu saja, saat ini ia yakin bahwa sebentar lagi ia akan menyelesaikan setiap tanggung jawabnya atas almamater yang dikenakannya. Terimakasih bijaksana, October ini menjadi perahu yang membawa setiap harapan dan impian kepada tuaian keindahan. Apapun nanti yang Tuhan tentukan, setidaknya aku bersyukur bahwa semuanya ini telah direncanakanNya untuk kebaikan semata.

salam
the sleeper,

Terimakasih Bijaksana #SO7

Friday, October 4, 2013

Is it just a Dream?

Kota ini menyediakan sedikit oksigen sepertinya, kala ku hirup udara pagi yang harusnya menyegarkan raga, justru berat terasa. Tapi hal itu bukan totaly aku menyalahkan kota ramah ini, justru ada faktor pribadi yang menyebabkan aku merasakan hal itu. Bagaimana tidak, mata baru terpejam sekitaran pukul 3 pagi waktu Indonesia bagian barat dan dipaksa terjaga pukul 5 pagi. Istirahat yang kurang itu mengantarkan jiwa raga ini pada sebuah ketidakseimbangan metabolisme tubuh.

Tulisan ini sebenarnya hanya ingin menyampaikan betapa bersyukurnya aku melalui hari ini. Meski di hantui dengan rasa ngantuk yang menyerang, letih yang tidak juga hilang, tapi selalu ada alasan mengapa aku ingin melewati hari ini. Intinya aku harus menjalaninya, bukan mengalah atau bahkan menghindar dari hari ini. Aku ingin setiap hari menikmati suatu keindahan yang telah Tangan Tuhan ciptakan. Ibarat sebuah masterpiece karya seni Seniman tak tertandingi. Ya, itulah, memang benar, memang menawan dan mengagumkan.

Akankah setiap hari akan terus begini? Akankah keindahan itu terus mengisi kegelapan dan mewarnai kehampaan? Hidup memang selalu diawali dari impian, menjalaninya, mengejarnya dan yakin akan meraihnya. Tunggulah, diamlah, bersabarlah, cukup aku yang kesana, menaiki dan melewati dinding yang membatasi.

What a Grace

Sadar ngga sadar udah tiga bulan saya berkutat dengan udara berat kota Jambi ini, bersama 5 teman yang bersama-sama kami berjuang menyelesaikan tugas terakhir kami. Ya, tepat kemarin, tanggal 3 Oktober yang baru saja berlalu beberapa menit yang lalu, kami telah genap 3 bulan. Banyak kejadian, dari yang paling membahagiakan hingga paling menyedihkan pernah kita alami bersama-sama. Terlebih, malam ini kami tutup dengan sebuah fellowship hangat yang saling menguatkan maupun saling menajamkan satu sama lain. Intinya, kami sungguh sangat bersyukur telah melangkah sejauh ini, meskipun mengesampingkan beberapa rasa ketakutan mengenai tugas yang belum kami kerjakan secara tuntas.

Tapi pada tengah malam ini, the sleeper tidak hanya ingin membagikan betapa hari itu sungguh sangat berarti bagi kami, tapi juga berarti bagi pribadi the sleeper itu sendiri. Sebuah hari yang entah mengapa membuat pipi selalu menciut untuk memunculkan senyuman bibir dengan gigi yang sedikit terlihat gingsul. Ya, hari ini sungguh banyak yang musti disyukuri, entah mengapa, tapi hari ini memang sungguh sangat membahagiakan. dari hal kecil-kecil yang boleh Tuhan ijinkan the sleeper mengalaminya. Ibarat sebuah cahaya yang berhasil menerobos masuk awan hitam penuh badai, mengantarkan harapan, bahwa masih ada terang di depan sana. Kegelapan ini hanya sementara, memang akan jadi selamanya jika kita memilih untuk tetap didalamnya atau mati bersama badai itu. Semua memang kembali ke pilihan kita.

Malam ini the sleeper hanya ingin menyampaikan terimakasih bijaksana. Mengubah pandangan, mengantarkan harapan, dan selalu membuat senyuman dalam badai kehidupan.

Thursday, September 19, 2013

Steping

Rasanya sudah terlampau jauh, sudah melangkah menjauh. Hingga seolah semua telah memudar, telah terhilang tersapu bayu. Memang belakangan terasa sangat membutuhkan tenaga untuk mengangkat beban yang terasa menumpuk. Hanya saja bukan tenaga yang dicarinya, tapi sumber tenaga itu sendiri. Namun ketika menemukannya, seolah kondisi tidak mengijinkannya, itu semua karena manusia memang terbatas, hidup dalam batasannya. Ya sudahlah, kembali tidak mengerti apa yang akan terjadi. Menikmati hari-hari yang akan dilalui dengan senyuman dan jerih lelah. Yang jelas hidup ini akan berjalan dengan pasti, bukan untuk disesali, tapi bagaimana untuk selalu disyukuri. Jalan di depan masih terlalu terang dan cerah. Terimakasih. . . :)

Wednesday, September 18, 2013

The Transporter


When the sleeper become the transporter :D
Thank you for the sket . . .

Friday, September 13, 2013

PPn, PPnBM, PBB

PPn (Pajak Pertambahan Nilai)
PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah)

1.    Pengertian
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas setiap pembelian Barang Kena Pajak dan pemanfaatan Jasa Kena Pajak baik di dalam wilayah Indonesia maupun dari luar daerah Pabean.
Pada dasarnya semua barang merupakan Barang Kena Pajak, sehingga dikenakan PPN, kecuali jenis barang yang diatur dalam Undang Undang PPN. Misalnya barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya, barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak, makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya dan uang, emas batangan, dan surat-surat berharga.
Ada juga barang yang merupakan Barang Kena Pajak tetapi PPNnya dibebaskan, misalnya buku pelajaran umum dan barang-barang tertentu lainnya.
Sedangkah PPnBM adalah Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah, yang diatur oleh undang-undang. Dengan alasan keseimbangan pembebanan pajak antara konsumen yang berpenghasilan rending dengan konsumen yang berpenghasilan tinggi. Selain itu juga mengendalikan pola konsumsi atas BKPTM.
Besarnya PPN yang harus dibayar adalah 10% dari harga jual. Sedangkan besarnya PPnBM yang harus dibayar adalah sekitar 10% hingga setinggi-tingginya 200%.
2.    Subjek Pajak
Setiap orang atau badan usaha di Indonesia yang membeli Barang Kena Pajak dan memanfaatkan Jasa Kena Pajak baik di dalam wilayah Indonesia maupun dari luar daerah Pabean, diwajibkan membayar PPN.
3.    Objek Pajak
Hal. 75
4.    Cara Perhitungan
PPn = tarif pajak x DPP (Dasar Pengenaan Pajak)
PPnBM = tarif pajak x DPP (Dasar Pengenaan Pajak)
5.    Contoh soal
a.    PKP (Pengusaha Kena Pajak) PT Reinaldo Utama mengimpor BKP (Barang Kena Pajak) dengan nilai impor sebesar Rp 500.000.000,-. Berapa besar PPn yang harus dibayarkan oleh perusahan tersebut untuk barang yang diimpornya?
b.    Jika pada soal BKP tergolong Barang Mewah, dengan tarif pajak sebesar 20%, maka berapa pajak yang harus dibayarkan?




PBB
1.    Pengertian
Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
2.    Subjek Pajak
Wajib Pajak Bumi dan Bangunan adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas Bumi dan/atau memperoleh manfaat atas Bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas Bangunan.
3.    Objek Pajak
Objek PBB adalah bumi dan bangunan yang memenuhi klasifikasi pengelompokan bumi dan bangunan menurut nilai jualnya sebagai pedoman dan memudahkan penghitungan pajak.
Pengecualian Objek pajak yang tidak dikenakan PBB adalah:
a)    Digunakan oleh Pemerintah dan Daerah untuk penyelenggaran pemerintahan;
b)   Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan, seperti mesjid, gereja, rumah sakit pemerintah, sekolah, panti asuhan, candi, dan lain-lain.
c)    Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala atau yang sejenis dengan itu.
d)   Merupakan hutan lindung, suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak.
e)    Digunakan oleh perwakilan diplomatik berdasarkan asas perlakuan timbal balik.
f)    Digunakan oleh badan dan perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.
4.    Cara Perhitungan
a)      Menghitung NJOP bumi
NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar.
b)      Menghitung NJOP bangunan (jika ada bangunan diatasnya)
c)      Menghitung total nilai jual tanah dan bangunan.
NJOP bumi + NJOP bangunan
d)     NJOPTKP
Ditentukan oleh UU sebesar Rp 12.000.000,-
e)      Menghitung NJKP
·      Sebesar 40% dari NJOP bila NJOPnya 1 miliar rupiah atau lebih
·      Sebesar 20% dari NJOP bila NJOPnya kurang dari 1 miliar
f)       Tarif Pajak
Tarif yang ditentukan oleh pemerintah adalah 0,5%
g)      Menghitung PBB
PBB            = tarif pajak x NJKP
PBB            = tarif pajak x [presentase NJKP x (NJOP-NJOPTKP)

5.    Contoh soal
1.      Tuan Fandu memiliki obyek pajak berupa:
·         Tanah dengan luas 400  dengan nilai jual Rp 150.000,00/
·         Rumah seluas 150 dengan nilai jual Rp 200.000,00/
·         Taman seluas 100 dengan nilai jual Rp 50.000,00/
Berapakah PBB yang harus dibayarkan oleh Tuan Fandu?
2.      Nona Lidia mempunyai sebidang tanah seluas 900  dan bangunan villa seluas 500 . Jika harga jual tanah Rp. 3.000.000,- per  dan harga jual bangunan Rp. 2.000.000,- per hitung besarnya PBB yang harus di tanggunggnya!

3.     Keluarga Andri memili tanah seluas 30m x 40m yang telah di bangun rumah kediamannya seluas 25m x 20m. Saat itu kisaran harga tanah adalah Rp 150.000,- per sedangkan kisaran harga bangunan adalah Rp 300.000,- per . Berapa PBB yang harus keluarga Andri bayar setiap tahunnya?

Langkah pencari Terang


Langkahku tak pasti,
Langkahku terjengkal lagi,
Tak ada mentari tidak juga sang pelangi
Apalah arti perjalanan,
Jika hanya begini,
Tak tahu arah, tak tahu harus melangkah
Rongga menganga, meminta mangsa
Menari, memaki, menari, dan memaki
lagi,,,

Asa bertemu dengan derita,
Terang tak kunjung datang
Hanya mencari dan tak pernah kujumpai
Terang yang telah lama aku nanti,
demi mengisi kekosongan gumpalan merah,
tubuh nestapa ini..

Aku hanya dapat mendengarnya,
Ya,,, hanya dari ucap,
Entah kosong entah hanya bualan
Yang pada akhirnya Terang itu tak ada
Tak ada juga dalam perjalananku ini…

Melangkah, mencariNya lagi
Pijakan ini berbicara,
Terang itu datang dari langit,
Menerangi, dan melindungi
Tapi mana????

Apa hanya mereka, ya mereka yang dapat merasakannya?
Aku juga ingin menikmati hasil dari perjalanan,
Perjalanan penuh kekosongan ini.
Pijakan ini berbicara,

Terang tidak menampakkan dirinya, pergi untuk melawan kegelapan,
Tapi mana?? aku tetap saja,
Tetap gelap dan tak dapat beranjak..
Pijakan ini berkata,

Terang itu bersinar,
Bersinar terang, sangat terang,
Menciptakan dunia tanpa kegelapan..
Tapi mana???
Aku ya aku, melangkah tak pasti, dan tidak merasakanNya..
lagi
Pijakan ini mengucapkan,

Bahwa terang itu kembali ketahtaNya
menyinari tiap langkahku,
Menerangi tiap keindahanku,
Dan lagi-lagi aku tidak merasakanNya,
Pijakan ini berucap,

Terang yang engkau cari,
Terang yang engkau ingini,
Tidaklah akan terlihat oleh sepasang mata penuh kegelapan.
Pijakan ini akhirnya menuturkan kata,

“cahaya terang ini hanya dapat dirasakan,
dirasakan ketika engkau menutup mata,
Menutup setiap ego
Merasakan tiap kehangatan,
Dari terang yang telah hadir dan mengalahkan, kegelapan.”

By: Hizkia Sasangka Jati

Thursday, September 12, 2013

Pohon, Daun, dan Angin


POHON


Orang-orang memanggilku “Pohon”, itu semua karena aku sangat ahli dalam menggambar sebuah pohon. Karena itu setiap membuat suatu lukisan, aku selalu menambahkan gambar pohon di sisi kiri bawah sebagai tanda dalam semua lukisanku. Aku telah berpacaran sebanyak lima kali sewaktu masih SMA, dan ada seorang wanita yang sangat aku sayangi. Namun, aku tidak pernah memiliki keberanian untuk mengungkapkannya.

Wajahnya tidaklah cantik, tidak seksi, tapi dia sangat peduli kepada orang lain. Aku menyukainya, bahkan sangat menyukainya. Menyukai gayanya yang santai dan apa adanya, kemandiriannya, kepandaiannya dan kekuatannya, semua membuatku kagum. Tapi aku tidak pernah mengajaknya untuk berkencan, karena terkadang aku merasa bahwa dia sangat biasa dan tidak serasi untukku. Aku juga takut, jika kami bersama semua perasaan yang indah ini akan hilang. Dan aku juga takut, kalau gosip-gosip yang ada akan menyakitinya. Aku merasa dia adalah “sahabatku” dan aku akan memilikinya tiada batas dan tidak harus memberikan semua hanya untuknya.

Selama tiga tahun ini, dia tahu kalau aku mengejar gadis-gadis lain, dan itu telah membuatnya sering menangis selama ini.
Ketika aku mencium pacarku yang kedua, dan ia melihatnya. Dia hanya tersenyum kepadaku, dengan berwajah merah dia berkata “lanjutkan saja” lalu pergi meninggalkan kami. Esoknya, kudapati matanya bengkak dan merah. Aku sengaja tidak mau memikirkan apa yang menyebabkan dia menangis. Ketika kelas sudah kosong, dan semua telah pulang, dia masih tinggal sendiri di dalam kelas hanya untuk menangis. Aku menjumpainya ketika kembali dari latihan sepakbola untuk mengambil sesuatu di kelas, dan aku melihatnya menangis disana.

Pacarku yang ke-4 tidak menyukainya, pernah mereka berdua terlibat perang dingin. Aku tahu kalau bukan sifatnya untuk memulai pertengkaran. Tapi aku tidak mempedulikannya, dan masih tetap bersama pacarku. Aku pernah berteriak padanya, dan itu membuat matanya penuh dengan kesedihan. Aku tidak memikirkan perasaannya dan malah pergi meninggalkannya bersama pacarku. Esok hari, kami kembali akrab dan tertawa penuh canda bersama seperti tidak ada yang terjadi sebelumnya. Aku tahu, bahwa ia sangat sedih dan kecewa, tapi ia tidak tahu kalau sakit hati yang aku rasakan sama buruknya dengan yang ia rasakan.

Ketika aku putus dengan pacar yang ke 5, untuk pertama kali aku mengajaknya untuk pergi. Setelah kencan itu, aku mengatakan sesuatu kepadanya, bahwa ada sesuatu yang ingin aku katakan. Lalu dia menjawab,  “kebetulan sekali, aku juga ingin mengatakan sesuatu kepadamu…” Aku bercerita padanya kalau kini sudah putus dengan pacarku, sedangkan dia bercerita bahwa dia sedang memulai suatu hubungan dengan seseorang. Katanya, pria itu sering mengejarnya selama ini, seorang pria yang baik, penuh energi dan menarik, namanya adalah Angin.

Aku tak bisa memperlihatkan betapa sakitnya hatiku, aku hanya bisa tersenyum dan mengucapkan selamat padanya. Ketika aku sampai di rumah, kekecewaanku bertambah kuat sampai-sampai aku tidak sanggup menahannya. Akupun hanya bisa menangisi kebodohanku selama ini. Ketika upacara kelulusan tiba, aku membaca sebuah SMS yang sudah lama dikirim, mungkin sekitar 10 hari yang lalu saat aku terakhir kali berbicara dengannya. SMS itu berbunyi, “Daun terbang karena Angin bertiup, atau karena Pohon tidak memintanya untuk tinggal…?”.

DAUN


Dulu saat masih SMA, aku suka sekali mengoleksi dedaunan. Mengapa…? Karena aku merasa bahwa, daun meninggalkan sebuah pohon yang ditinggalinya selama ini, membutuhkan banyak kekuatan.

Selama 3 tahun di SMA, aku dekat dengan seorang pria. Dia bukanlah pacarku, tapi ia “Sahabat” ku. Ketika dia mempunyai pacar untuk yang pertama kali, aku mempelajari sebuah perasaan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya, yaitu cemburu. Mereka hanya bersama selama dua bulan. Ketika mereka putus, aku menyembunyikan perasaan yang luar biasa gembira. Tapi, sebulan kemudian dia kembali bersama seorang gadis.

Aku menyukainya dan aku tahu bahwa dia juga menyukaiku, tapi mengapa dia tidak mau mengatakannya? Sejak dia mencintaiku, mengapa dia tidak pernah memulainya untuk melangkah? Ketika dia berganti pacar baru lagi, hatiku semakin sakit. Aku mulai mengira bahwa ini adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan, tapi mengapa dia memperlakukanku dengan sangat baik, bila ia hanya menganggapku sebagai seorang teman?

Menyukai seseorang sangat menyusahkan hati, aku tahu kesukaannya, kebiasaannya. Tapi perasaannya kepadaku tidak pernah bisa diketahui. Kau tidak mengharapkan seorang wanita untuk mengatakannya lebih dulu bukan? Di luar dari itu, aku mau tetap disampingnya. Memberikannya perhatian, menemaninya, dan mencintainya. Berharap, bahwa suatu hari nanti dia akan datang dan mencintaiku. Aku tahu, sesibuk apapun, dia pasti meluangkan waktunya untukku. Karena itu, aku rela menunggunya selama 3 tahun, meski cukup berat untuk kulalui.

Ketika diakhir tahun ke 3, ada seorang pria lain mengejarku, dia adalah adik kelasku. Setiap hari dia mengejarku tanpa lelah. Dari penolakan-penolakan yang telah ku alami, aku merasa bahwa ada baiknya memberikan dia ruang kecil di hatiku.

Dia seperti angin yang hangat dan lembut, yang mencoba meniup daun untuk terbang jauh dari pohon. Aku tahu, angin itu akan membawa pergi sehelai daun yang lusuh terbang jauh ke tempat yang lebih baik, dan akhirnya daun pun meninggalkan pohon itu. Tapi pohon hanya tersenyum dan tidak meminta daun untuk tinggal, aku sangat sedih melihatnya tersenyum ke arahku.

“Daun terbang karena Angin bertiup atau Pohon tidak memintanya untuk tinggal”

ANGIN


Karena aku menyukai seorang gadis bernama Daun, dia sangat bergantung pada Pohon, maka aku harus menjadi Angin yang kuat untuk menerbangkannya.

Ketika aku baru pindah sekolah, aku melihat seorang memperhatikan kami bermain sepakbola. Ketika itu, dia selalu duduk disana sendirian atau dengan teman-temannya memperhatikan Pohon. Ketika Pohon berbicara dengan gadis-gadis, ada cemburu di matanya. Ketika Pohon melihat ke arah Daun, ada senyum di matanya. Memperhatikannya menjadi kebiasaanku, seperti daun yang suka melihat Pohon. Suatu hari, dia tidak tampak, dan itu membuatku merasakan kehilangan.

Seniorku juga tidak ada saat itu, maka aku pun pergi menuju kelas mereka. Melihat seniorku sedang memperhatikan daun, air mata mengalir di pipiku. Esoknya, aku melihat daun sedang berada di tempat biasanya tengah memperhatikan Pohon. Aku lalu melangkah menghampiri dan tersenyum kepadanya, lalu menulis sebauh catatan dan memberikan kepadanya. Dia melihat ke arahku sambil tersenyum dan menerima catatan dariku. Esoknya, daun menghampiriku dan memberikan sebuah catatan. Ternyata, hati daun sangat kuat dan Angin tak bisa meniupnya pergi.

Aku tahu orang yang dia cintai bukan aku, tapi aku akan berusaha agar suatu hari dia menyukai aku. Selama empat bulan, Aku telah mengucapkan kata cinta sebanyak 20 kali kepadanya. Setiap kali aku mengucapkannya, dia selalu mengalihkan pembicaraan kepada pohon. Tapi aku tidak menyerah, aku memutuskan untuk terus dan terus mengajaknya terbang bersamaku.

Suatu hari aku meneleponnya dan bertanya, “Apa yang kau lakukan, kenapa kau tidak pernah membalas pesanku?”, dia menjawab, “Aku selalu menengadahkan kepalaku”.
“Apa…?” Aku tidak percaya apa yang aku dengar.
“Aku menengadahkan kepalaku” dia berteriak.
Segera aku meletakkan telepon, dan berlari ke rumahnya. Saat dia membuka pintu, aku langsung memeluknya dengan erat.

“Daun terbang karena tiupan Angin atau karena Pohon tidak memintanya untuk tinggal”.


sumber: spicaku.blogspot.com