Sunday, February 22, 2015

Dewasa Itu Pilihan

Sebuah Quotation yang udah sangat-sangat umum, mengatakan bahwa 'dewasa itu pilihan'. Tapi sebenarnya apa artinya? Perlajalanan the sleeper belakangan membawa pada sebuah lembaran kehidupan yang paling susah dicerna. Dari impian, kenyataan, kebahagiaan, kesedihan, dan keterasingan.

Terngiang sedikit lembaran kisah, dimana makan hanya sesusah berjalan sejauh 50m dengan membawa sendok. Ketika kesepian hanya ketidakmungkinan ketika melepaskan headset dari telinga. Tapi inilah salah satu life point yang perlu the sleeper lalui. Kondisi dimana the sleeper dihadapkan pada banyak sekali pilihan, pilihan yang pada akhirnya akan menentukan arah kemana kapal kehidupan ini akan dilabuhkan.

Pernah dan masih berbekas, bahwa keinginan untuk hidup lebih baik sebagai seorang laki-laki telah dipatenkan. Seolah sebuah komitmen saat itu akan menjadi jawaban atas keinginan perubahan. Namun yang ada pilihan yang membingungkan, hati yang tak terkendali, serta daging yang masih begitu lemah menjadi tantangan yang tak bisa terelakkan. Ada saja kondisi dimana komitmen itu hanyalah sekedar pajangan dinding, hanyalah formalitas yang tak perlu dihargai dan diakui.

Menyadari bahwa hidup ini tak hanya sekedar membuka mata, bekerja, memakan sesuap nasi, lalu menutup mata (lagi) begitu dan begitu seterusnya? Tentunya tidak, the sleeper tetap menyadari ada hal yang lebih penting dari hanya sekedar rutinitas semata. Tapi saat ini ada beberapa bagian dalam diri yang perlu pembenahan serta penyesuaian, bahkan untuk menjadi sesuai impian (pria), ini bukan lah perkara mudah semata. Sepertinya masih perlu perasan pikiran dan perasaan kedepannya, bukan semata-mata untuk menjadi pria dunia, tapi menjadi pria dewasa. Pria yang seperti keinginanNya. Itulah mengapa saya setuju bahwa kedewasaan adalah sebuah pilihan, pilihan untuk tetap memperjuangkan atau kalah dengan tantangan.