Friday, February 28, 2014

Tragedi Superga: Putusnya Rantai Bakat Pesebak-bola Italia

SENJA itu, hujan turun di bagian utara Italia. Petir berkilat seiring derasnya hujan. Alam seperti tidak bersahabat lagi. Malang, sebuah pesawat dari Lisabon menuju Turin terlanjur mengudara.

Seperti belalang tersapu angin, pesawat nahas itu tak mampu mengendalikan diri. Krasss... Sayap pesawat menabrak Superga, bukit setinggi 670 meter di pinggiran Kota Turin. Pesawat pun meledak dan semua penumpang tewas mengenaskan.

Peristiwa yang terjadi pada pukul 17.04 waktu Italia, 4 Mei 1949 tersebut, merupakan lembar buram sejarah sepak bola Italia. Tak sekadar merenggut 31 jiwa. Lebih dari itu, kecelakaan itu juga memutus rantai sebuah generasi emas.

Bayangkan, 18 dari 31 penumpang yang tewas tersebut merupakan skuad inti Torino, tim tertangguh di Italia dan salah satu tim terkuat di Eropa. Pada saat itu, Torino adalah raja. Juventus atau Milan tak berkutik. Torino berhasil menobatkan diri sebagai juara sejati Italia dengan mengangkangi takhta Serie A dari 1943 sampai 1949 tanpa putus.

Monday, February 17, 2014

Sebuah Impian yang Harus Terhalang Gagahnya Alam

Sebuah pengalaman yang sedikit banyak memberi arti pada kehidupan singkat ini. Kisah tentang impian, tentang persahabatan, tentang sebuah cita berdiri di lantai tertinggi pulau Jawa.

Tepat hari pertama pada tahun 2014 saya mencoba membuka mata pukul 9 pagi waktu setempat. Masih sungguh berat rasanya mengingat sedikitnya waktu untuk istirahat yang terampas kebahagiaan berkumpul bersama teman-teman di sebuah gedung yang tak lain adalah rumah kedua saya saat dulu, Bina Kasih. "Bro, jangan lupa nanti kita futsal jam 12 di Samba" dengan mata yang sebenarnya masih cukup lekat, saya mencoba untuk membaca sms dari salah satu teman saya.

Singkatnya saya mendapatkan panggilan telepon dari Ela saat saya sedang di lapangan futsal. Ia adalah salah satu teman dekat saya. Ia hendak memberitahukan bahwa ia akan segera merapat di kota Wonosobo sore hari nanti. Sedangkan Jay baru akan bergabung esok paginya dengan Ias dengan menggunakan bus Sinar Jaya dari Tangerang. Terakhir adalah Eli yang baru akan merapatkan diri di kota Wonosobo pada tanggal 2 sore harinya. Kita berlima berencana akan melakukan perjalanan panjang ke daerah Jawa bagian timur untuk menapakkan kaki di salah satu puncak tertinggi.

Dua Januari 2014 semua telah berkumpul di rumah saya pada sore harinya. Saat itu kita gunakan kesempatan tersebut untuk melakukan pengecekan perlengkapan dan logistik yang akan kita gunakan untuk melakukan perjalanan menaklukkan puncak tertinggi pulau Jawa. Kita juga ditemani oleh salah satu teman baik saya yang berdomisili di Wonosobo untuk membantu kami layaknya seorang sekretaris, ia adalah Ria. Kita bekeliling kota untuk mempersiapkan segala sesuatunya sematang mungkin. Dari administrasi seperti Surat Keterangan Sehat, materai, hingga tas carrier, tenda, logistik dan lain-lainnya.

Malam harinya setelah semuanya telah lengkap, kami pun memastikan tidak ada satupun perlengkapan kita yang tertinggal. Ias mencoba menghubungi pihak TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) dengan HP canggihnya. Yap, rasanya semua telah terbungkus rapi, semua telah siap. Kamipun pergi mengistirahatkan badan kami untuk mempersiapkan fisik kami esok hari.