Tuesday, December 17, 2013

Re-Thinking

Memang tidak ada arti secara harfiah dari judul yang baru aja aku tulis di atas, tapi mau bagaimana lagi, sedikit banyak justru hal itu yang mewakili apa yang sedang berkecamuk di dalam hati dan pikiran ini - kebingungan. Yap langsung saja, setiap manusia tentunya punya impian dan keinginan, punya kenangan dan pengalaman. Dari hal-hal tersebut, manusia belajar bagaimana cara untuk melangkah.

Kenangan tentunya ibarat memori yang udah di format, kalau belum bener-bener hancur, dia bisa di re-call dengan menggunakan aplikasi pemanggil. Sama bukan, kenangan kita juga bisa muncul kembali karena mungkin kita bertemu sesuatu yang membuat kita mengingat hal tersebut. Tapi ini bukan poin dari postingan ini. Selain hal tersebut, manusia tentu ingin melangkah ke depan, karena tanpa melangkah, atau stuck sebenarnya kita sedang mengalami kemunduran. Tahu kenapa? karena bumi ini berputar kedepan guys.

Ini dia inti yang mau aku sharingkan, saat aku udah memiliki banyak impian di dalam pikiran ini, ada saja hal-hal yang bikin aku jatuh lagi dan lagi. Tapi dari situ aku jadi sadar, benar ngga sih hal itu adalah impian yang bener-bener aku impikan? Kalau aku menyerah ditengah jalan, apa benar itu impianku? Nah disini kekuatan tekad memegang hal yang sangat penting, dimana keberhasilan meraih mimpi bukan ditentukan oleh keadaan, tapi oleh diri sendiri tentunya dengan penyertaan sang Pencipta.

Impianku hanya ingin menyelesaikan semua ini bersama kalian, meraihnya dan berdiri di puncak sana. Januari, Mei dan Juni akan jadi bulan bersejarah bagi kita. Aku ingin impian ini tidak hanya jadi milik pribadi, tapi milik kita bersama.

salam, 
the sleeper.

Saturday, December 14, 2013

Kenyataan dalam Pesona Kepahitan

Malam ini mendadak sebuah lirik lagu yang biasa dinyanyikan di benediction menggema di alam pikiran. "My friend may you go in grace, and the knowledge of Lord and Savior.." Bagaimana tidak, memang saat ini saya telah berada di kota dimana 21 tahun lalu saya boleh pertama kali merasakan udara bebas setelah 9 terjaga dalam dekapan sang bunda, tapi pemikiran saya tetap masih banyak yang tertinggal di tempat dimana saya menuntut ilmu, iya, di kota metropolitan sana. Pemikiran yang masih mencari ujung, tentang arti dari perjuangan dan pengharapan.

Semua terasa pahit saat ini, saya merasa gagal, gagal menjadi seorang mentor, gagal menjadi seorang teman. Sekarang hanya tawa geli kecil, menertawakan diri sendiri yang pada akhirnya tidak bisa berbuat apa-apa, dan sibuk meluapkan kemarahannya, dengan mencari-cari pihak yang dapat disalahkan. Ya, apa pantas saya untuk marah? Apakah saya pantas untuk menyalahkan keputusan yang telah dijatuhkan? Pemikiran ini mengantarkan saya pada setiap memori dari deretan kejadian yang telah saya lalui bersamanya. Apa benar saya telah membimbingnya? Apa benar saya telah melindunginya? Apa benar saya telah mengasihinya? Melayang terbang, melayang menjadi tak karuhan, setiap pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk didalam pemikiran yang sempit ini.

Sekarang apa juga masih pantas saya untuk menyesal? Masih pantaskah saya untuk meratapi setiap kesempatan yang telah berlalu. Dirinya telah hilang, terbungkam dalam sebuah kepahitan kehidupan. Tapi ini kenyataannya, sekarang ia sudah berada disana, sudah terpisah oleh ruang, waktu, dan protokol yang sungguh sangat membatasi kami.

Dalam kejadian ini saya hanya mencoba untuk tenang, yang terlebih penting mencoba untuk lebih berserah, biarlah Tangan Kuasa-Nya yang bekerja dalam kehidupannya, sebuah pribadi dengan segala potensi yang tertanam dalam dirinya. Masa depannya ada di tangan-Nya, biarlah saya percaya bahwa ini adalah rencanaNya, agar dia dapat bertumbuh, dan menjadi seorang yang luar biasa nantinya. Maafkan segala salah saya, maafkan segala kebodohan saya. Sudah saatnya kamu menunjukkan bahwa dirimu lebih dari sekedar yang kita tahu.

God loves you guys,
I do too

salam
the sleeper

Saturday, December 7, 2013

Kisah yang telah Tertanam Dalam

sebuah video perpisahan antara pertemuan dengan kenangan


Sebuah Selingan tertutup dalam Selendang

"Hah, apa-apaan ini?" teriak hampir setiap anak yang baru mendapatkan sebuah kenyataan konyol bagi mereka. Sebuah harapan serta impian indah yang telah tersusun begitu rapi awal Januari nanti, harus di'potong' oleh sang 'algojo'. "Haha, sudah biasa klo hanya seperti ini" batin beberapa orang yang mungkin sudah menganggap dirinya sering diperlakukan seperti ini.

Sebenarnya apa sih masalahnya? Sebenarnya apasih yang membuat perubahan jadwal ini bisa menjadi sebuah kejadian atau dapat dikatakan masalah yang begitu besar? Sampai sekarang pun saya masih belum bisa mengetahuinya, masih dalam proses merenungkannya. Bagaimana tidak, perubahan jadwal ini menyeret salah satu dosen yang meneriakkan suara yang dirasakan oleh para mahasiswanya, justru seakan menjadi seorang 'tersangka'.

Well, sekarang memang suara mahasiswa sudah terbungkam oleh 'hadiah natal' alias keputusan pengembalian jadwal libur menjadi seperti sedia kala. Tapi, apa benar memang dengan ini kita terus dapat bernafas lega? Justru ada beberapa kalangan yang kembali lagi menanyakan dimana letak 'konsistensi' yang harusnya dijunjung tinggi #katanya.

Memang hanya bikin pusing, sebuah kejadian kecil menjadi kejadian besar, menjadi masalah besar pula. Intinya saya belajar dari sini, siapa yang berani berjuang bukan hanya untuk pribadi, tapi untuk 'negeri'. Sungguh kesempatan yang sangat luar biasa saya dapat mengenal beliau menjadi salah satu pribadi yang memberikan banyak pengaruh pada sudut pandang kehidupan.

Disini juga saya belajar, bahwa kata 'maaf' itu sangat susah terucap, makanya banyak orang sebenarnya menghargai kata 'maaf', tapi tentunya harus dibarengi dengan cara yang benar juga ya, alias berani serta terbuka tidak hanya sebuah formalitas, apalagi hanya bisa bersembunyi dibalik pintu yang terkunci ganda, terlampau aman.

Bersenanglah wahai kawan-kawan, liburan kalian dikembalikan, teriak dan tangisan kalian telah dibayarkan. Semoga kalian juga akan tersadar, dan tidak hanya bersenang diatas perjuangan seseorang. Kalau ada yang merenungkan apa alasan yang melandasinya, tentunya akan menyita pikiran dan analisis kita lagi. Inilah lika-liku kehidupan, bagai sebuah aquarium. Indah, menawan, dan mempesona dan tentunya mahal, jadi harus dijaga dengan sangat hati-hati. :D
salam
the sleeper