Saturday, December 14, 2013

Kenyataan dalam Pesona Kepahitan

Malam ini mendadak sebuah lirik lagu yang biasa dinyanyikan di benediction menggema di alam pikiran. "My friend may you go in grace, and the knowledge of Lord and Savior.." Bagaimana tidak, memang saat ini saya telah berada di kota dimana 21 tahun lalu saya boleh pertama kali merasakan udara bebas setelah 9 terjaga dalam dekapan sang bunda, tapi pemikiran saya tetap masih banyak yang tertinggal di tempat dimana saya menuntut ilmu, iya, di kota metropolitan sana. Pemikiran yang masih mencari ujung, tentang arti dari perjuangan dan pengharapan.

Semua terasa pahit saat ini, saya merasa gagal, gagal menjadi seorang mentor, gagal menjadi seorang teman. Sekarang hanya tawa geli kecil, menertawakan diri sendiri yang pada akhirnya tidak bisa berbuat apa-apa, dan sibuk meluapkan kemarahannya, dengan mencari-cari pihak yang dapat disalahkan. Ya, apa pantas saya untuk marah? Apakah saya pantas untuk menyalahkan keputusan yang telah dijatuhkan? Pemikiran ini mengantarkan saya pada setiap memori dari deretan kejadian yang telah saya lalui bersamanya. Apa benar saya telah membimbingnya? Apa benar saya telah melindunginya? Apa benar saya telah mengasihinya? Melayang terbang, melayang menjadi tak karuhan, setiap pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk didalam pemikiran yang sempit ini.

Sekarang apa juga masih pantas saya untuk menyesal? Masih pantaskah saya untuk meratapi setiap kesempatan yang telah berlalu. Dirinya telah hilang, terbungkam dalam sebuah kepahitan kehidupan. Tapi ini kenyataannya, sekarang ia sudah berada disana, sudah terpisah oleh ruang, waktu, dan protokol yang sungguh sangat membatasi kami.

Dalam kejadian ini saya hanya mencoba untuk tenang, yang terlebih penting mencoba untuk lebih berserah, biarlah Tangan Kuasa-Nya yang bekerja dalam kehidupannya, sebuah pribadi dengan segala potensi yang tertanam dalam dirinya. Masa depannya ada di tangan-Nya, biarlah saya percaya bahwa ini adalah rencanaNya, agar dia dapat bertumbuh, dan menjadi seorang yang luar biasa nantinya. Maafkan segala salah saya, maafkan segala kebodohan saya. Sudah saatnya kamu menunjukkan bahwa dirimu lebih dari sekedar yang kita tahu.

God loves you guys,
I do too

salam
the sleeper

No comments:

Post a Comment