Friday, September 13, 2013

Langkah pencari Terang


Langkahku tak pasti,
Langkahku terjengkal lagi,
Tak ada mentari tidak juga sang pelangi
Apalah arti perjalanan,
Jika hanya begini,
Tak tahu arah, tak tahu harus melangkah
Rongga menganga, meminta mangsa
Menari, memaki, menari, dan memaki
lagi,,,

Asa bertemu dengan derita,
Terang tak kunjung datang
Hanya mencari dan tak pernah kujumpai
Terang yang telah lama aku nanti,
demi mengisi kekosongan gumpalan merah,
tubuh nestapa ini..

Aku hanya dapat mendengarnya,
Ya,,, hanya dari ucap,
Entah kosong entah hanya bualan
Yang pada akhirnya Terang itu tak ada
Tak ada juga dalam perjalananku ini…

Melangkah, mencariNya lagi
Pijakan ini berbicara,
Terang itu datang dari langit,
Menerangi, dan melindungi
Tapi mana????

Apa hanya mereka, ya mereka yang dapat merasakannya?
Aku juga ingin menikmati hasil dari perjalanan,
Perjalanan penuh kekosongan ini.
Pijakan ini berbicara,

Terang tidak menampakkan dirinya, pergi untuk melawan kegelapan,
Tapi mana?? aku tetap saja,
Tetap gelap dan tak dapat beranjak..
Pijakan ini berkata,

Terang itu bersinar,
Bersinar terang, sangat terang,
Menciptakan dunia tanpa kegelapan..
Tapi mana???
Aku ya aku, melangkah tak pasti, dan tidak merasakanNya..
lagi
Pijakan ini mengucapkan,

Bahwa terang itu kembali ketahtaNya
menyinari tiap langkahku,
Menerangi tiap keindahanku,
Dan lagi-lagi aku tidak merasakanNya,
Pijakan ini berucap,

Terang yang engkau cari,
Terang yang engkau ingini,
Tidaklah akan terlihat oleh sepasang mata penuh kegelapan.
Pijakan ini akhirnya menuturkan kata,

“cahaya terang ini hanya dapat dirasakan,
dirasakan ketika engkau menutup mata,
Menutup setiap ego
Merasakan tiap kehangatan,
Dari terang yang telah hadir dan mengalahkan, kegelapan.”

By: Hizkia Sasangka Jati

3 comments: