Friday, October 18, 2013

October Wish

Masih terlalu melekat di ingatan the sleeper saat September serasa ingin menyudahi deretan angka-angkanya yang telah terpampang selama 29 harian. Saat itu banyak update di jejaring sosial yang menyertakan tag #octoberwish, ya, banyak dari insan yang memiliki harapan pribadi di bulan kesepuluh ini - begitu juga the sleeper - Meskipun ia saat itu tidak ikut serta dalam meramaikan deretan tweet yang bermunculan.

Berbicara tentang harapan tentunya setiap orang menginginkan sesuatu hal yang memiliki arti lebih dari yang sebelumnya. Ingin tambah dewasa, ingin dapat pasangan hidup, ingin punya mobil baru, ingin bisa berkenalan dengan orang yang ditaksirnya. Tapi bukan hal-hal tersebut yang the sleeper inginkan pada saat October akan datang. Dalam hati paling dalamnya, the sleeper sebenarnya sedang diselimuti oleh 2 ketakutan yang baru-baru muncul.

Ketakutan pertamanya adalah apakah dia bisa menyelesaikan tugas kuliahnya di masa praktikum dalam jangka waktu 1 bulan tersisa. "Arghhhh, apa-apaan ini... Could I???" Rasanya dunia berputar 2 kali lebih cepat bagi the sleeper yang saat itu merasa dikejar oleh tugas "raksasa"nya. Setidaknya masalah pertama ini erat kaitanya dengan otak, yang saat diistirahatkan akan fit kemudian.

Berbeda dengan ketakutan kedua, ketakutan ini erat kaitanya dengan perasaan, ya kalau yang satu ini, walaupun sudah diistirahatkan bagaimanapun juga, tetap saja menjadi bayangan yang menghantui setiap saat. Ketakutan disini adalah bahwa sebenarnya ia telah melakukan penyimpangan yang tidak semestinya dilakukannya. Dalam penjelasan yang lebih simpel, dia telah melanggar peraturan yang telah disepakatinya, itu intinya. Tapi ini berkaitan dengan perasaan yang saat itu membunuh rasionya dan mengusasai jalan pemikirannya. Ya, mau bagaimana lagi, dia telah melangkah terlampau jauh, telah banyak benih yang ditaburkan, hanya perlu merawatnya dan kelak akan memanennya. Ya, itulah ketakutannya saat October sedang mengintip dari punggung September.

Benar saja, bumi seolah berputar dengan menggunakan Noz, sangat cepat rasanya, hingga kini telah menginjak pertengahan bulan. Tugasnya telah berjalan setengah haluan dengan langkah yang tertatih-tatih dan tentunya 5 teman seperjuangannya memberikan pundak dan tangannya untuk menopang dalam setiap keterpurukan yang dialaminya. Selain itu, hal yang awalnya menjadi ketakutan keduanya, sekarang telah menjadi salah satu motivasi terpentingnya. Mengapa? karena berkatnya the sleeper boleh merasakan tawa dalam setiap tangisan perjuangannya. Hampir setiap malam, ribuan senyuman berterbangan dalam benak perjuangan yang sedang dikerjakan olehnya.

Sungguh bijaksana, hanya itu saja, saat ini ia yakin bahwa sebentar lagi ia akan menyelesaikan setiap tanggung jawabnya atas almamater yang dikenakannya. Terimakasih bijaksana, October ini menjadi perahu yang membawa setiap harapan dan impian kepada tuaian keindahan. Apapun nanti yang Tuhan tentukan, setidaknya aku bersyukur bahwa semuanya ini telah direncanakanNya untuk kebaikan semata.

salam
the sleeper,

Terimakasih Bijaksana #SO7

Friday, October 4, 2013

Is it just a Dream?

Kota ini menyediakan sedikit oksigen sepertinya, kala ku hirup udara pagi yang harusnya menyegarkan raga, justru berat terasa. Tapi hal itu bukan totaly aku menyalahkan kota ramah ini, justru ada faktor pribadi yang menyebabkan aku merasakan hal itu. Bagaimana tidak, mata baru terpejam sekitaran pukul 3 pagi waktu Indonesia bagian barat dan dipaksa terjaga pukul 5 pagi. Istirahat yang kurang itu mengantarkan jiwa raga ini pada sebuah ketidakseimbangan metabolisme tubuh.

Tulisan ini sebenarnya hanya ingin menyampaikan betapa bersyukurnya aku melalui hari ini. Meski di hantui dengan rasa ngantuk yang menyerang, letih yang tidak juga hilang, tapi selalu ada alasan mengapa aku ingin melewati hari ini. Intinya aku harus menjalaninya, bukan mengalah atau bahkan menghindar dari hari ini. Aku ingin setiap hari menikmati suatu keindahan yang telah Tangan Tuhan ciptakan. Ibarat sebuah masterpiece karya seni Seniman tak tertandingi. Ya, itulah, memang benar, memang menawan dan mengagumkan.

Akankah setiap hari akan terus begini? Akankah keindahan itu terus mengisi kegelapan dan mewarnai kehampaan? Hidup memang selalu diawali dari impian, menjalaninya, mengejarnya dan yakin akan meraihnya. Tunggulah, diamlah, bersabarlah, cukup aku yang kesana, menaiki dan melewati dinding yang membatasi.

What a Grace

Sadar ngga sadar udah tiga bulan saya berkutat dengan udara berat kota Jambi ini, bersama 5 teman yang bersama-sama kami berjuang menyelesaikan tugas terakhir kami. Ya, tepat kemarin, tanggal 3 Oktober yang baru saja berlalu beberapa menit yang lalu, kami telah genap 3 bulan. Banyak kejadian, dari yang paling membahagiakan hingga paling menyedihkan pernah kita alami bersama-sama. Terlebih, malam ini kami tutup dengan sebuah fellowship hangat yang saling menguatkan maupun saling menajamkan satu sama lain. Intinya, kami sungguh sangat bersyukur telah melangkah sejauh ini, meskipun mengesampingkan beberapa rasa ketakutan mengenai tugas yang belum kami kerjakan secara tuntas.

Tapi pada tengah malam ini, the sleeper tidak hanya ingin membagikan betapa hari itu sungguh sangat berarti bagi kami, tapi juga berarti bagi pribadi the sleeper itu sendiri. Sebuah hari yang entah mengapa membuat pipi selalu menciut untuk memunculkan senyuman bibir dengan gigi yang sedikit terlihat gingsul. Ya, hari ini sungguh banyak yang musti disyukuri, entah mengapa, tapi hari ini memang sungguh sangat membahagiakan. dari hal kecil-kecil yang boleh Tuhan ijinkan the sleeper mengalaminya. Ibarat sebuah cahaya yang berhasil menerobos masuk awan hitam penuh badai, mengantarkan harapan, bahwa masih ada terang di depan sana. Kegelapan ini hanya sementara, memang akan jadi selamanya jika kita memilih untuk tetap didalamnya atau mati bersama badai itu. Semua memang kembali ke pilihan kita.

Malam ini the sleeper hanya ingin menyampaikan terimakasih bijaksana. Mengubah pandangan, mengantarkan harapan, dan selalu membuat senyuman dalam badai kehidupan.