Sunday, July 28, 2013

Anger Management

"Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam." - Mazmur 4: 6

Malam ini kami habiskan dengan sedikit pembahasan mengenai hal diatas. Memang benar, betapa Tuhan mengerti ciptaanNya, Ia mengerti bahwa manusia telah hidup dalam balutan dosa. Namun sesuatu yang berdosa tersebut, janganlah dicoba untuk dibalut dengan sesuatu dosa yang lebih besar, atau membuatnya justru beranak cucu.

Memang tidak serta-merta kita bisa marah-marah semau kita sendiri. Kita harus lebih dalam serta lebih reflektif lagi. Tentu akan sangat berbeda jika Tuhan marah didalam kekudusanNya, sedangkan kita manusia, marah didalam keberdosaannya. Jadi mau bagaimanapun, ketika kita marah, kita harus berpikir jauh lebih dalam lagi, mengapa harus marah?

Agustinus mengatakan bahwa dalam setiap kata-kata manusia selalu mengandung wises, entah tersirat maupun tersurat. Begitupun dalam meluapkan kemarahan dalam bentuk kata-kata, harus lebih jeli lagi serta teliti lagi dalam melihat alasan atau harapan (dalam artian harafiah) dalam kemarahan kita tersebut. Apakah karena tingginya sikap subjektifitas kita sendiri yang berujung pada keegoisan? Sehingga setiap hal harus sesuai dengan kehendak kita? Atau bahkan saat kita berusaha membungkusnya dalam wadah kebenaran, kita tetap harus lebih reflektif lagi.

Tentunya ketika kita dapat meluapkan kemarahan kita tersebut, kita harus siap dengan hal yang sama menimpa diri kita. Atau bahkan tidak sedikit orang yang meluapkan kemarahannya dengan cara memendamnya, secara apa yang nampak, tentunya orang ini terlihat sedang marah, namun kita harus lebih jeli lagi, apakah ketika kita sedang dalam posisi tersebut benar-benar bahwa kita sedang tidak marah? Atau sebenarnya kita juga marah, yang karena tidak dapat mengekpresikannya makanya hanya tertimbun dalam hati saja?

Memang tentunya sangat dilematik, marah adalah salah satu sifat yang dimiliki oleh semua orang. Namun setiap orang memiliki cara mengekspresikan yang berbeda-beda. Jika kita mengalami hal yang kiranya dapat membuat kita marah, maka kita musti lebih dalam lagi mengartikan perasaan kita tersebut. Apakah perlu kita marah? Hanya karena sesuatu tidak berjalan sesuai dengan keinginan kita?

Yang jelas, ketika kita memiliki perasaan yang belum terselesaikan tersebut, kita musti menyelesaikannya. Karena hidup ini kita pertanggungjawabkan kepada Tuhan sang Pencipta Agung. Agar hidup kita ini berkenan di hadapanNya. Bukan masalah yang gampang, tetapi akan menjadi sangat susah jika kita tidak pernah mencobanya, mari belajar bersama. Agar setiap buah Roh ada dalam setiap kehidupan kita, kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.

Salam the sleeper, God Bless.

No comments:

Post a Comment