Friday, September 21, 2012

Unpredictable

Sebuah pendakian gunung siang itu menyisakan banyak kisah, tentang perjuangan seorang pemuda, maupun tentang rasa ingin menyerah darinya. Terik matahari menyengat kala itu, kicauan burung berubah seolah ingin menerkam dan mencabik-cabik hingga habis. Tidak ada lagi keheningan dan kedamaian, yang terdengar kencang adalah detak jantung yang seolah memompa darah begitu cepatnya hingga pecah.

Terbangun dari tidur gelisah malam itu, sang pendaki merasa langkahnya telah enggan untuk melangkah. Tidak ada lagi gairah, yang ada hanya peperangan antara puncak kemenangan dan nikmat dunia luar. Membulatkan tekat untuk tetap melangkahkan kaki menjadi momen dimana seluruh sisa tenaga yang ada dipergunakan. Banyak halangan didepan, walau disadari, hal itu tetap ingin didakinya dan dilaluinya.

Batu kecil hingga besar berhasil dilaluinya satu demi satu. Tetesan butiran keringat membanjiri pemikirannya, bukan karena lelah, tapi seolah ingin menyerah. Batu ini sungguh tinggi, sungguh menyakiti. Tidak peduli lagi, ini harus dilalui. Meskipun merasa dipojokkan, pendakian ini tetap harus usai hingga puncak nanti, tidak ada lagi kompromi. Besarnya batu itu sungguh mengganggu, seolah tidak ada tenaga untuk mengitarinya, ia musti mendakinya, melaluinya dan menaklukannya, sekali lagi tidak ada kompromi.

Angin seolah belum berhenti menerjang langkah kaki lelah itu. Masih terlalu kencang untuk diterobos. Menghindar dan mencari perlingungan menjadi solusi, dan tidak ada solusi lain. Peristirahatan kala itu membuat banyak perubahan, tidak ada makanan dan minuman yang dapat memuaskan keinginan tubuhnya, yang ada adalah kesunyian.

Alam menyediakan berbagai jenis kekejaman dan petualangan secara bersamaan. Langkah memberikan banyak cara dan alat untuk menaklukannya. Yang dibutuhkan adalah bulat tekat, dan jiwa pantang menyerah. Batu hanyalah batu, hanya sebuah instrument mengganggu pemandangan, hiraukan dan hilangkan. Puncak kemenangan masih terlalu tinggi disana, hanya tekat yang dapat mengantarkan langkah sang pendaki sampai ujung sana. Ketakutan menjadi hal yang mengganggu, sesuatu ynag terlihat didepan mata, tapi menjadi sesuatu yang harus dikalahkan.


No comments:

Post a Comment