Sunday, July 24, 2016

Kejarlah yang Benar

Jika seandainya aku boleh melangkah, rasanya aku ingin kembali. Selama ini aku sudah cukup lelah, aku mengejar dan terus mengejar, hal-hal dunia yang jelas-jelas salah. Apakah masih layak? Aku sadar ini bukan hukum sebab akibat, ini bukan soal karma. Aku mendapat karunia bukan karena apa yang telah aku tanam, bukan juga tentang apa yang telah aku lakukan. Ini benar-benar sebuah anugerah.

Tak perlu lagi aku menguras pikiranku dengan hal-hal yang bersifat sementara, ada satu yang hakiki, dan aku tak menghiraukannya lagi. Kini, saat aku ditangkapNya lagi, biarkan ini menjadi satu keputusan yang akan aku ambil. Karena bukan keadaan yang bisa aku perbaiki, tapi diriku sendiri. Saat inilah, aku ingin kembali belajar, merasakan setiap sentuhan sang Maestro dalam setiap tragedi dan nada-nada minor.

Waktu itu hanya media saja, jika kelak aku diberi mengerti, bahwa apa yang aku perjuangkan selama ini bukan untuk hal-hal yang aku ingini, aku percaya Dia tahu yang terbaik. Tugasku sekarang adalah kembali dan mencoba mengerti, bahwa Dia itu setia, dan terus menanti. Aku percaya bahwa umatMu akan terus belajar menjadi serupa denganMu. Engkau yang terus setia dan menanti, hingga seperti saat ini aku kembali, Kau tetap membuka tanganMu, murkaMu sudah berlalu, kini kasihMu yang melingkupiku. Kini penyertaanMu yang akan menjadi panduku.

Bukan aku tidak mau percaya lagi, bukan juga tidak mau aku mendengarkannya lagi, kata-kata duniawi, quote-quote yang kadang mendistorsi. Tapi kadang aku menggunakannya untuk menuntun kehidupanku, atau pikiranku, bukan dengan ManualMu yang seharusnya aku pegang dan aku renungkan. Aku takut aku sudah me-tuhan-kan hal-hal tersebut, atau bahkan me-tuhan-kan apa yang ada disekitarku. Hari esok Kau yang pegang, kejutanMu memang tak masuk dilogika, tapi aku ingin bersandar, aku ingin terus berserah, pada-Mu yang Hakiki.

No comments:

Post a Comment