Thursday, July 26, 2012

Yellow

Mark Twain, belakangan ini meracuni pemikiran saya. Ungkapannya yang begitu mendalam memberikan sejuta pemikiran, tepat seperti apa yang telah diugkapkannya, "a drop of ink may make a million think". Hal ini terus membekas dan memberikan arti mendalam dalam kehidupan saya. Yang terus dan terus saya pikirkan, betapa dalam arti kata-kata tersebut.
Awal liburan saya tengah tahun ini diawali dengan perasaan yang cukup membuat hati saya gelisah, walau saya tahu saya harus melakukannya. Ya pulang 3 hari sebelum liburan dimulai. Ribuan dilema serta gejolak dalam hati semakin tidak jelas, entah membuat saya semakin mantap atau semakin tagu melakukannya. tapi yang jelas, saya telah melakukannya.

Sepulangnya saya di kota kelahiran saya ini, tubuh berkulit gelap ini cukup dikejutkan dengan hawa dingin yang mampu melebihi dinginnya ac di dalam bus. Dingin menjalar dari ujung kaki dan tangan berusaha bekukan pikiran saya. "aaaaarrkk ini kota menyambut saya dengan ciri khasnya" batin saya dalam hati. Banyak yang harus saya tinggalkan sebelum itu, sebelum saya melangkahkan kaki ke kota mungil ini.

Rabu pagi itu, saya terbangun, dari mimpi indah bepergian mengelilingi ibu kota. Rasanya masih enggan membuka mata, menghirup udara yang cukup berat walau di pagi hari. Seolah semua tak menyadari dengan apa yang akan saya lakukan, ada saja yang minta bantuan disaat saya harus berkemas menuju tanah kelahiran. Ya, mau gimana lagi, tanggung jawab harus diutamakan. Setelah sebagian urusan telah saya rampungkan pagi itu, bersama kekasih dan sahabat setia, saya meluncur ke tanah ibukota, sebuah pemukiman yang cukup kumuh di pinggiran kali, namun tempat irulah dimana paman bibi serta sepupu-sepupu saya memperjuangkan kehidupannya.

Sesampainya di rumah yang hanya berukuran 5x8meter ini, saya bertemu dengan sosok wanita tua yang sejak lama telah mengasuh saya, siapa lagi, dia adalah nenek saya, ibu dari ibu saya. Ya, saat ini saya akan menuju tanah kelahiran bersama nenek yang saya sayangi ini. Melepas kekasih, Helssa, bukanlah hal yang mudah, ketegaran harus tetap saya tunjukkan di depannya, cuma 2 minggu pikir saya. Selamat jalan kekasih, selamat jalan teman, janji saya adalah akan kembali.

Hiasan warna pelangi mewarnai badan bus besar itu, apalagi kalau bukan bus Sinar Jaya. Bus yang melayani jurusan Wonosobo-Jakarta ini melaju cukup kencang meninggalkan kesedihan dan kenangan yang selama 2 minggu kedepan akan saya simpan. Ketanggkasan sang pengemudi melesat kencang di jalan berliku lintas selatan.
Saapaan dingin kota ini... ya ini dingin sekali. Rasanya pikiran semuanya beku, tak bergerak dan tak berkutik. Tapi kaki harus melangkah menuju rumah penuh kehangatan.

Sapaan hangat adik bungsu serta senyum sang ibunda membuyarkan dingin yang sejak tadi enggan beranjak. Teh hangat membuka hari pertama saya di tanah kelahiran ini. Sejenak terlintas ibu kota disana. Sudahlah, ia pasti baik-baik saja.

Reuni yang memaksa saya harus pulang lebih awal tak seperti dugaan, banyak kejadian yang menyebabkan acara itu hanyalah sebuah acara memenuhi hasrat dan memuaskan hobi. Namun yang membuat saya merasa sangat bangga adalah kedua adik saya ikut bersama. Pengalaman pertama yang tak akan dilupakannya, batin saya. Merasakan berdiri diatas awan merupakan hal yang sering saya alami, tapi bagi mereka ini adalah fantastis.

Sepulangnya dari sana, saya menyempatkan diri berkumpul bersama dengan anak-anak BK, alias KM. Sungguh perjumpaan yang mengobati kangen yang telah lama tertempel di dinding hati.

Beberapa hari setelah itu kami sekeluarga melakukan perjalanan untuk melepas penat. Menuju pantai Indrayanti, Pantai selatan yang bertabur pasir putih. Puas menikmati keindahan buatan sang Pencipta, kami memutuskan untuk pulang sebelum matahari terbenam. Saat itulah kami harus berpisah dengan Ior dan mamanya alias kakak saya tercinta. Mereka turun di rumah mereka di kota kecil yaitu Kutoarjo.

Liburan ini masih berlanjut, waktu banyak saya habiskan bersama orangtua di rumah. Tak banyak aktivitas, tapi banyak pemikiran. Lembar demi lembar buku pun saya habiskan. terbaca sudah. terbuka sudah. Banyak nilai yang harus saya petik, dari pelajaran ini, dari bacaan ini. Tentang kehangatan, tentang kerinduan, tentang kasih sayang, dan tentang kesetiaan. Yellow, ya mewarnai pandangan sebelum saya menutup mata.

No comments:

Post a Comment