Thursday, June 23, 2016

Sahabatku?

Sempatkah ada dalam pikiranmu, untuk meninggalkanku saat masa-masa terberatku, sahabatku? Atau kamu justru akan merasa bangga dengan kegagalanku saat saran-saranmu tak aku hiraukan? Akankah kamu merasa menang saat melihat sahabatmu mengalami satu kegagalan dalam kehidupannya? Bahagiakah dan mampukah kamu merasa bangga atas hal itu? Aku rasa tidak sahabatku. Kamu selalu menjadi tongkat disaat langkahku menjadi gontai. Kamu menyediakan pundakmu saat kata-katamu tak mampu aku cerna. Bercanda denganmu, tertawa bersama, atau hal-hal konyol yang kita lakukan bukanlah sebuah rasa retorika semata, aku mampu meresapi maknanya.

Aku bersyukur, yang kamu katakan bukanlah penghakiman, yang kamu berikan bukanlah sebuah pamrih, yang kamu hadirkan bukanlah sebuah kesementaraan, tapi kamu mampu menghadirkan sebuah pertumbuhan. Ya, pertumbuhan bukan karena kamu sudah yang paling benar, tapi kamu mau untuk bersama kita menjadi pemain, yang merasakan menang atau kalah secara nyata dalam permainan. Bukan penonton yang bisa saja merasa menang atau kalah, tapi tak pernah tahu bagaimana rasa itu sebenarnya. Sebentar, malahan seringnya komentar yang terlontar seolah yang paling benar dan yang akan membuat tim itu menang, tapi aku rasa mereka juga perlu merasakan menjadi seorang pemain dalam lapangan. Kekalahan atau aku bisa katakan keterpurukan kehidupan menjadi satu hal yang berarti ketika aku berada di sebelahmu sahabatku. Karena olehnya aku bisa melihat, siapa yang akan terus berjuang bersama, bukan yang memaki atau menimbulkan dengki dari sudut tribun semata.

Akupun bersyukur, saat dulu kita mengawalinya dengan hal yang kurang benar, tapi kini kita mampu untuk melihatnya. Tali ikatan ini tidak mudah orang dapat mengertinya, mereka lebih sibuk membanggakan dirinya dengan kemampuan yang meraka miliki, lebih sibuk memaksakan ide-idenya di dalam kehidupan orang lain, padahal mereka sendiri bukan pemain. Eit, lalu bagaimana jika yang mereka katakan itu benar? Bagaimana jika yang mereka katakan memang akan membuat tim ini menang? Rasanya aku tak perlu memikirkannya, mau menang atau kalah, itu tak menjadi penting lagi. Lebih penting bagiku menjalani dengan sepenuh hati, dan aku percaya, kau tetap akan bersama disisi sini untuk terus berjuang bersama. Saat jatuhku, maupun saat tinggiku, kau akan terus menemani, dan terus berbagi.

Sekali lagi, terimakasih sahabatku, kau membuatku mengerti siapa yang mampu melihat bukan hanya dengan sudut egoisme semata, namun mampu menganalisanya, dengan sudut pandang yang berbeda, dan tentunya dengan bagaimana kamu belajar untuk lebih mengenaliku. Terimakasih untuk setiap doa-doamu, sahabatku.

-FF-

No comments:

Post a Comment