Saturday, May 17, 2014

Black Orchid, ini Sahabat saya

Mungkin akan terpintas soal ikan cupang di pikiran pembaca ketika melihat judul di atas, tapi hal tersebutlah yang akan saya kenalkan disini. Black Orchid adalah sebutan buat laptop 15,4' pabrikan Sony yang menemani setiap perjalanan hidup (ceilah, perjalanan hidup) saya selama menjalani masa perkuliahan di salah satu fakultas di Universitas swasta ibu kota. Ia dengan sabar menjadi partner dalam setiap pekerjaan dan kesenangan. Memang seolah terdengar aneh kalau saya mengatakan benda mati bisa memiliki koneksi dengan manusia. Seolah mengerti setiap perasaan saya, entah senang entah sedih entah bimbang, Black Orchid sepertinya mengerti dengan baik hal itu.

Memang bukan menjadi pokok utama dari bahasan saya kali ini, tapi sebenarnya hal tersebut menjebatani saya bagaimana saya dapat menuliskan apa yang sedang saya rasakan saat ini. Seperti yang sudah saya katakan di atas, saat ini batin saya sedang mengalami sebuah pukulan yang cukup keras, dan ia mampu melantunkan lagu-lagu yang bermain secara random mengiringi perasaan saya tersebut.

Sebenarnya hari ini seharusnya menjadi hari yang akan berjalan seperti biasanya. Tapi tidak ketika sebuah kabar saya dengar dari perangkat telepon genggam saya. Sebuah keputusan dari sebuah instansi mengenai masa depan teman saya, maaf, sahabat, eh saudara, ah entahlah saya mengatakan dia itu siapa. Seorang pribadi yang menapaki masa-masa kuliah bersama-sama. Akh, sungguh merubah hari 'biasa' saya, surat itu.

Tak banyak kata yang mampu terucap dari bibir yang telah diam dan tak mampu mencegah setiap kejadian-kejadian di masa lalu. Hanya mampu menatap badan kurusnya menata setiap barang-barang yang harus dia bawa pergi menjauh dari tempat dimana kami berteduh selama menimba ilmu disini, asrama. Hingga waktu menunjukkan kekonsistensiannya, tak berhenti hingga tiba dimana dia harus berpamitan, entah untuk sementara, atau selamanya, seolah pikiran saya sudah tak mampu lagi memikirkannya.

Ya, malam gelap ini menjadi saksi, buat setiap tawa yang masih boleh terlontar, entah hanya sekedar mulut dengan hati yang tersayat, tapi begitulah, itu yang terjadi, sudahlah. Kami boleh bertahan di sini, itu bukan karena kuat kami kawan, itu karena Sang Pencipta menaruhmu ada didekat kami. Itulah yang saya yakini, bahwa Dia punya rencana yang lebih luar biasa lagi, percayalah. Syaratnya, jangan jadi orang 'BEGO' lagi. Jalanmu terbentang panjang, tapi santai saja, namanya ikatan persahabatan yang sudah Tuhan tetapkan, tak akan terputuskan, iya kan? Itu perkataanmu setiap mengucap syukur di dalam doa kok. :)

Dalam gelap kita tak mampu untuk melihat, tenanglah, dan bersabarlah.
Ada saatnya, karena waktu tak akan berhenti, dia akan terus melangkah maju. Ikutilah, majulah, berlarilah, kejarlah, gapailah.

salam satu jari untuk teman yang satu ini,
the sleeper.

No comments:

Post a Comment